KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
A. PENGERTIAN
·
Perekonomian
dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumahtangga dan
sektor perusahaan.
·
Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan Keynes sederhana.
·
Pendapatan
disposebel (disposable income) adalah pendapatan rumah tangga yang sudah
dipotong pajak.
·
Sifat
aliran pendapatan :
-
Sektor
rumahtangga memperoleh pendapatan dari perusahaan dari penggunaan faktor-faktor
produksinya.
-
Sebagian
besar pendapatan sektor rumahtangga digunakan untuk konsumsi dengan membeli
barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
-
Sisa
pendapatan rumah tangga yang tidak untuk konsumsi akan ditabung di
lembaga-lembaga keuangan.
-
Perusahaan-perusahaan
yang perlu modal untuk investasi meminjam tabungan rumahtangga yang dikumpulkan
oleh lembaga keuangan.
B.
HUBUNGAN KONSUMSI DAN PENDAPATAN
·
Contoh
skedul konsumsi :
Pendapatan Pengeluaran Tabungan
Disposebel (Yd) Konsumsi (C) (S)
0 125 -
125
100 200 - 100
200 275 - 75
300 350 - 50
400 425 - 25
500 500 0
600 575 25
700 650 50
800 725 75
900 800 100
1000 875 125
·
Ciri-ciri
pendapatan dalam tabel di atas :
-
Pada
pendapatan rendah, rumahtangga mengorek tabungan (tabungan negatif)
-
Kenaikan
pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
-
Pada
pendapatan tinggi, rumah tangga menabung (tabungan positif)
C.
KECONDONGAN KONSUMSI DAN MENABUNG
·
Terdapat
dua konsep kecondongan konsumsi, yaitu kecondongan konsumsi marginal dan
kecondongan konsumsi rata-rata.
·
Kecondongan
konsumsi marginal(MPC, marginal propensity to consume) adalah perbandingan antara
pertambahan konsumsi (ΔC) dengan tambahan pendapatan
disposebel (ΔYd)
MPC =
·
Kecondongan
konsumsi rata-rata (APC, average propensity to consume) adalah perbandingan
antara pengeluaran konsumsi (C) dengan timngkat pendapatan disposebel (Yd).
APC
=
·
Contoh
menghitung MPC dan APC lihat di buku Sadono S.
·
Terdapat
dua konsep kecondongan menabung, yaitu kecondongan menabung marginal dan
kecondongan menabung rata-rata.
·
Kecondongan
menabung marginal (MPS, marginal propensity to save) adalah pertambahan antara
tambahan tabungan (ΔS) dengan tambahan pendapatan disposebel (ΔYd).
MPS =
·
Kecondongan
menabung rata-rata (APS, average propensity to save) adalah perbandingan antara
tabungan (S) dengan pendapatan disposebel.
APS =
·
Contoh
menghitung MPS dan APS lihat di buku Sadono S.
D.
HUBUNGAN MPC DAN MPS
·
MPC + MPS = 1
·
APC + APS = 1
·
Yd = C + S
·
ΔYd = ΔC + ΔS
E. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
·
Konsumsi
agregat adalah besarnya konsumsi semua rumahtangga dalam suatu perekonomian
·
Tabungan
agregat adalah besarnya tabungan semua rumah tangga dalam suatu perekonomian.
·
Fungsi
konsumsi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah
tangga dengan dengan tingkat pendapatan nasional. Kecondongan fungsi konsumsi
dipengaruhi oleh nilai MPC.
·
Fungsi
tabungan adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan tingkat pendapatan
nasional. Kecondongan fungsi tabungan dipengaruhiu oleh nilai MPS.
·
Contoh
daftar konsumsi dan tabungan :
Pendapatan negara (Y) Penggunaan agregat (C) Tabungan agregat (S)
0 90 - 90
120 180 - 60
240 270 - 30
360 360 0
480 450 30
600 540 60
720 630 90
840 720 120
960 810 150
1080 900 180
1200 990 210
·
Dari tabel di atas dapat dibuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sbb:
Konsumsi (trilyun rupiah)
Y = C
600 FUNGSI KONSUMSI B
400
A 180
240
200
90 450
0 200 400 600 800
Pendapatan nasional (trilyun
rupiah)
Tabungan (trilyun rupiah)
200
FUNGSI TABUNGAN E
60
0 200 D
400 600 800
-
90 240
Pendapatan nasional (trilyun
rupiah)
- 200
F. PENGARUH MPC DAN MPS TERHADAP FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
·
Pada
gambar fungsi konsumsi, titik A menunjukkan bahwa pada saat pendapatan nasional
360 trilyun, besarnya konsumsi juga 360 trilyun. Titik B menunjukkan bahwa pada
saat pendapatan nasional 600 trilyun,
besarnya konsumsi 540 trilyun. Dengan demikian, pergerakan dari titk A ke titik
B menunjukkan :
-
Pendapatan
nasional bertambah 240 trilyun.
-
Konsumsi
rumah tangga bertambah 180 trilyun.
-
Ini
berarti kecondongan konsumsi = 180/240 = 0,75 → = MPC.
·
Pada
gambar fungsi tabungan, titik D menunjukkan bahwa pada saat pendapatan nasional
360 trilyun, besarnya tabungan adalah nol (S = 0). Titik E menunjukkan bahwa
pada saat pendapatan nasional 600 trilyun, besarnya tabungan adalah 60 trilyun.
Dengan demikian pergerakan titik D ke titik E menunjukkan :
-
Pendapatan
nasional bertambah 240 trilyun.
-
Tabungan
bertambah 60 trilyun.
-
Ini
berarti kecondongan menabung = 60/240 = 0,25 → = MPS.
G. PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
·
Fungsi
konmsumsi : C = a + bY
·
Fungsi
tabungan : S = - a + (1-b)Y
Jika Y
nya merupakan pendapatan disposebel, maka :
Fungsi
konsumsi : C =
a + bYd
Fungsi
tabungan : S = - a +
(1-b)Yd
a =
konsumsi rumahtangga pada saat pendapatan nasional = 0.
b = MPC
Y =
pendapatan nasional
Yd
= pendapatan nasional disposebel
Dalam
contoh tabel dan gambar : a = 90 trilyun dan b = 0,75, maka :
Fungsi
konsumsi : C = 90 + 0,75Y
Fungsi
tabungan : S = - 90 + 0,25Y
H. PENENTU-PENENTU KONSUMSI DAN TABUNGAN.
·
Menurut
Keynes, tingkat konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasional.
·
Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan adalah :
-
Kekayaan
yang telah terkumpul
-
Tingkat
bunga
-
Sikap
hemat
-
Keadaan
perekonomian
-
Distribusi
pendapatan
-
Tersedia
tidaknya dana pensiun yang mencukupi
INVESTASI (PENANAMAN MODAL)
PENGERTIAN
·
Investasi
adalah pengeluaran perusahaan untuk pembelian barang-barang modal guna
meningkatkan kemampuan produksinya.
·
Dalam
prakteknya, investasi meliputi :
-
Pembelian
berbagai jenis barang modal (mesin dan peralatan produksi) untuk mendirikan
industri baru.
-
Perbelanjaan
untuk membangun rumah, kantor, pabrik, dll.
-
Pertambahan
stok barang-barang yang belum terjual.
·
Jumlah
dari ketiga komponen di atas merupakan investasi bruto. Bila investasi
bruto tersebut dikurangi dengan depresiasi maka diperoleh investasi neto.
FUNGSI INVESTASI
·
Fungsi
investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan tingkat pendapatan nasional.
·
Terdapat
dua macam investasi yaitu investasi otonom (autonomous investment) dan
investasi terpengaruh (induced investment).
·
Investasi
otonom adalah investasi yang besarnya tidak terpengaruh oleh tingkat pendapatan
nasional.
·
Investasi
terpengaruh adalah investasi yang besarnya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasional.
PENENTU-PENENTU TINGKAT INVESTASI
-
Besarnya ramalan keuntungan dari investasi
-
Tingkat bunga
-
Ramalan
keadaan perekonomian masa mendatang
-
Kemajuan
teknologi
-
Tingkat
pendapatan nasional
-
Keuntungan
yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
INVESTASI, KEUNTUNGAN DAN TINGKAT
BUNGA
·
Dari
enam penentu tingkat investasi di atas, dua penentu yaitu keuntungan yang
diramalkan dan tingkat bunga merupakan faktor-faktor yang paling
mampu menerangkan perubahan tingkat investasi.
·
Investasi
dilakukan di depan, sehingga nilai sekarang dari investasi sama dengan besarnya
nilai modal yang diinvestasikan pada saat itu (M).
·
Pendapatan
dari investasi akan diterima dalam waktu beberapa tahun ke depan.
·
Investasi
akan memperoleh keuntungan bila nilai sekarang dari pendapatan di masa
mendatang lebih besar daripada nilai sekarang dari investasi.
Y1 Y2 Y3 Yn
Rumus : NS = ------- + ------- + ------- + ........... +
-------
(1+r)
(1+r)2 (1+r)3 (1+r)n
NS = nilai sekarang dari pendapatan
Y1--------Yn =
pendapatan neto (keuntungan) tahun ke 1 sampai tahun ke n.
r = tingkat bunga
·
Investasi
akan menguntungkan bila NS > M.
·
Untuk
menentukan menguntungkan atau tidaknya investai juga dapat dilakukan dengan
menghitung tingkat pengembalian modal, dengan rumus :
Y1 Y2 Y3 Yn
Rumus : M =
------- + ------- + ------- + .......... + -------
(1+R)
(1+R)2 (1+R)3 (1+R)n
M = nilai modal yang diinvestasikan
Y1--------Yn =
pendapatan neto (keuntungan) tahun ke 1 sampai tahun ke n.
R = tingkat pengembalian modal.
·
Dalam
rumus di atas yang dihitung adalah R karena M dan Y sudah diketahui.
·
Investasi
akan mengutungkan bila R > tingkat bunga.
EFISIENSI MODAL MARGINAL (MEI)
·
Kurva
efisiensi modal marginal adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat
pengembalian modal dengan jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Tingkat pengembalian modal
R0 A
R1 B
Efisiensi Modal Marginal
R2
C
MEI
I0 I1 I2 Investasi (yang diperlukan)
-
Investasi
sebesar I0 akan menghasilkan pengembalian modal sebesar R0,
I1 menghasilkan R1 dan I2 menghasilkan R2.
-
Semakin
besar investasi maka proporsi pengembalian modal akan semakin kecil.
TINGKAT BUNGA DAN TINGKAT INVESTASI
·
Investasi
hanya akan dilakukan bila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama
dengan tingkat bunga.
·
Untuk
menentukan besarnya investasi perlu dihubungkan kurva MEI dengan tingkat bunga,
seperti pada kurva di bawah ini.
Tingkat bunga
r0
Tingkat Bunga dan Tingkat Investasi
r1
r2
I
0 I0 I1 I2 Investasi (yang dilakukan)
-
Bila
tingkat bunga r0 maka investasi yang dilakukan adalah I0,
bila r1 adalah I1 dan bila r2 adalah I2.
-
Semakin
rendah tingkat bunga maka besarnya investasi yang dilakukan semakin tinggi.
INVESTASI DAN PENDAPATAN NASIONAL
·
Kenaikan
pendapatan nasional akan meningkatkan investasi. Dengan kata lain investasi
yang ada bukanlah investasi otonom (autonomous
investment), melainkan investasi terpengaruh (induced investment).
Investasi terpengaruh
I1
Ii
I0
0 Y0 Y1
-
Kenaikan
pendapatan nasional dari Y0 ke Y1 akan menaikkan
investasi dari I0 ke I1
0 komentar:
Posting Komentar