"Bagi mereka yang berkuasa di ibukota Ukraina harusnya sadar dan berhenti membunuh warga negara mereka. Atau sebaliknya, nasib negara tersebut akan sangat, sangat menyedihkan," ucap PM Medvedev melalui akun Facebook-nya, seperti dilansir AFP, Sabtu (3/5/2014).
"Penggunaan kekerasan di wilayah Ukraina bagian tenggara merupakan sebuah bentuk pidana ketidakberdayaan dari penguasa de facto Kiev," imbuhnya.
Lebih lanjut, PM Medvedev menuding otoritas Ukraina melakukan 'serangan pembalasan' terhadap aktivis pro-Moskow yang ada di kota Slavyansk, Ukraina. Menurut PM Medvedev, otoritas Ukraina justru melakukan aksi militer, bukannya memulai dialog dengan semangat perjanjian Jenewa dengan membawa semua pihak yang berkonfrontasi ke meja perundingan dan membahas solusinya.
"Orang-orang sekarang. Darah telah ditumpahkan. Tanggung jawab atas perang terhadap rakyat mereka sendiri terletak pada orang-orang yang memutuskan tindakan pidana di Kiev," tegasnya.
Aksi kekerasan di Ukraina semakin menjadi. Bentrokan antara aktivis pro-Ukraina dengan aktivis pro-Rusia tidak bisa dihindarkan. Bahkan yang terbaru menewaskan puluhan orang ketika sebuah gedung di Odessa, Ukraina dibakar oleh salah satu pihak sehingga banyak orang yang masih terjebak di dalam.
Otoritas Ukraina berdalih memerangi militan pendukung Rusia yang banyak bersembunyi di wilayahnya dan sengaja melakukan serangan untuk mengganggu stabilitas Ukraina.
0 komentar:
Posting Komentar