Terlepas dari segala macam kontroversi yang
ada, tak bisa dipungkiri, Israel merupakan negara dengan kemampuan dan
pengalaman perang yang mengagumkan. Dari awal berdiri hingga sekarang
ketangguhan militer Israel telah teruji dengan sangat baik. Berbagai
macam perang telah dijalani dengan hasil luar biasa sukses. Perang 6
hari melawan Mesir-Suriah-Yordania merupakan salah satu bukti kekuatan
Israel. Hanya dalam waktu 6 hari Israel berhasil menghancurkan kekuatan
militer 3 negara kuat yang mengepungnya. Ketiga negara tersebut saat itu
merupakan negara kuat yang alat-alat militernya dipasok Uni Soviet.
Mesir bahkan mendapatkan pesawat tempur tercanggih pada saat itu, Mig
22.
Kehebatan Israel yang lain adalah selalu
memperbaharui alutista dengan teknologi terkini. Hal ini dilakukan
karena Israel hidup disebuah wilayah tak bersahabat dengan dirinya.
Hampir seluruh negeri tetangganya membenci Israel, kebencian yang
tentunya sangat beralasan. Maka untuk dapat bertahan hidup, Israel harus
keras dan memiliki militer kuat. Berkat kekuatan tempurnya, Israel
sukses bertahan hidup selama puluhan tahun. Israel juga sukses mengambil
tanah Palestina dengan mendirikan pemukiman liar tanpa ada kekuatan
yang bisa menahannya, kecuali mungkin HAMAS di Gaza. Paling tidak,
Israel tidak pernah bisa membangun pemukiman liar di jalur Gaza karena
mereka pasti akan disambut tembakan senapan AK-47 dan roket antitank.
HAMAS memang sangat kuat di Gaza, namun
sebenarnya kekuatan HAMAS amatlah tidak sebanding dengan Israel. Data di
bawah menunjukkan hal tersebut,
HAMAS (Brigade Izzudin Qassam)
Personel :
· 10.000 tentara
· 6000 polisi
· 3000 pejuang
Senjata :
· Roket BM-21 Grad 122 mm jangkauan 20,5 km
· Roket Qassam, 40, 115 dan 175 mm berdaya jangkau 18 km
· Peluncur RPG-7
· Senjata anti pesawat tempur kaliber 14,4 dan 12,7 mm
· Rudal antitank AT-3, jarak tembak 3 km
· Roket Fajr 5, 333 mm jangkauan 75 km
ISRAEL (Israel Defense Force)
Personel :
· 176 ribu tentara aktif
· 408 ribu (cadangan)
Senjata :
· Tank : 2800 unit
· Senjata artileri : 1204
· Kendaran artileri : 6930
· Peluncur rudal : 85
· Jet tempur : 875
· Pesawat angkut personel : 84
· Helikopter : 286
· Kapal selam : 3
· Kapal perang : 13
· Kapal patroli : 50
Perbandingan kekuatan militer Hamas dan Israel. (sumber: tempointeraktif.com)
Israel memiliki 500 ribu tentara sedangkan
HAMAS hanya memiliki 19 ribu pejuang. Senjata HAMAS juga sangat
sederhana, hanya beberapa jenis roket dan rudal jarak pendek. Memang
dalam konflik saat ini HAMAS memiliki rudal FAJR 5 yang mampu menjangkau
Tel Aviv namun daya ledaknya sangat rendah. Bayangkan saja, dari 1400
roket yang ditembakkan HAMAS hanya membunuh 5 orang penduduk Israel. Itu
artinya untuk membunuh 1 orang Israel dibutuhkan 300 roket, sungguh
tidak seimbang.
Alat tempur Israel juga sangat lengkap, dari
mulai 2800 tank dan 875 jet tempur yang bisa dikerahkan untuk meratakan
Gaza. Bayangkan saja bila 2800 tank ini berbaris menuju Gaza, atau
kita hitung saja 1000 tank dan 500 pesawat tempur menggempur Gaza
sekaligus, saya yakin Gaza akan hancur luluh lantak dan HAMAS juga akan
hancur. Pendapat ini bukan tak beralasan, kekuatan militer Israel ini
sangatlah besar bahkan cukup besar untuk menyerang sebuah negara.
Indonesia saja tidak memiliki tank dan pesawat tempur sebanyak itu.
Jangan lupa bahwa semua peralatan tempur Israel menggunakan teknologi
terkini. Artinya, bila Israel serius maka HAMAS bisa dengan mudah
dihancurkan.
Keadaan saat ini ternyata berkebalikan
dengan pendapat di atas karena Israel menyetujui gencatan senjata dengan
HAMAS, kelompok yang jauh lebih lemah dari militer Israel. Padahal
Israel adalah pihak yang memulai peperangan. Tak ayal, hal ini merupakan
sebuah bentuk kemenangan HAMAS sekaligus kekalahan Israel. Ini tentu
amat memalukan Israel, bahkan 70% penduduk Israel masih berharap
pemerintah melanjutkan perang dengan HAMAS (Republika, Jumat
23-11-2012). Tapi kenapa Israel justru menyatakan kalah dari HAMAS?
Keadaan ini tak jauh berbeda dalam perang 22 hari antar HAMAS dan Israel
pada akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009 yang menghasilkan gencatan
senjata.
Kekuatan Israel yang besar, kuat dan canggih
tersebut seharusnya lebih dari cukup untuk menghancurkan Gaza. Walaupun
pejuang HAMAS sangat militan dan rela mati demi tujuannya tapi tetap
tak akan bisa menghadapi serangan sekaligus 2800 tank tempur di tambah
gempuran 875 pesawat tempur dan serbuan 175 ribu tentara Israel, belum
lagi gempuran 6700 senjata artileri berat. Namun kenapa Israel justru
mengadakan gencatan senjata dengan HAMAS dimana tindakan Israel ini
justru mempermalukan diri sendiri dan semakin menambah kepercayaan diri
HAMAS?
Keanehan pertama: Israel tidak menghancurkan HAMAS
Gencatan senjata ini semakin meningkatkan
kepercayaan diri HAMAS dan dukungan dunia Internasional, terutama
dukungan negara muslim terhadap HAMAS. Hal ini tentu sangat merugikan
Israel, mengingat semakin besar percaya diri dan dukungan yang diterima
HAMAS maka semakin kuatlah HAMAS. Hasil serangan Israel justru semakin
memperkuat moral HAMAS dan memalukan Israel bahkan mengecewakan warganya
sendiri yang telah membayar seluruh biaya perang lewat pajak.
Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali ini,
pada perang 22 hari yang disebutkan di atas juga terjadi hal yang sama.
Israel mundur dan mengadakan gencatan senjata. Lalu kejadian intifadah
pertama tahun 1987 dan intifadah kedua tahun 2000 juga menghasilkan hal
yang sama. Dalam menjalani hubungan penuh konflik dengan Palestina,
Israel tidak pernah berperang secara total. Berbeda ketika Israel
berperang dengan Mesir-Suriah-Yordania juga Libanon pada 1982. Ketika
berperang dengan penduduk Palestina, Israel terkesan meremehkan dan
maen-maen. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pasukan yang digelar untuk
menyerang Palestina. Lihat saja perang yang baru saja selesai dengan
gencatan senjata, Israel hanya menyerang dengan beberapa puluh pesawat
tempur padahal ada 800 pesawat tempur canggih di garasinya. Memang
disiagakan 75.000 pasukan darat diperbatasan Gaza namun buktinya sebelum
mereka sempat menyerang gencatan senjata sudah diberlakukan terlebih
dahulu.
Akibat dari perang maen-maen yang dilakukan
Israel, dunia internasional justru semakin membenci Israel.
Negara-negara Islam semakin bersatu dan bersama-sama mengecam Israel.
Gerakan bawah tanah para pejuang militan semakin kuat dan juga percaya
diri karena menganggap kekuatan Israel hanyalah mitos. Iran semakin
bangga dengan kekuatan rudal FAJR nya. Pendeknya, dunia muslim seakan
semakin dipersatukan hingga membentuk sebuah polarisasi kekuatan yang
besar atas nama agama, sebuah blok Islam yang bergerak bersama atas
dasar pembebasan Palestina.
Polarisasi kekuatan ini juga imbas dari
sikap Israel yang semenjak berdiri selalu menjaga adanya konflik dengan
Palestina. Penderitaan yang dialami Palestina selama puluhan tahun
memunculkan sebuah bentuk solidaritas atas nama agama. Kelompok pejuang
yang kemudian disebut teroris pun bermunculan. Konflik yang
terus-menerus juga menyatukan opini umat muslin sedunia tentang
keburukan Israel dan pentingnya membela Palestina. Ringkasnya,penindasan
Israel yang dilakukan dengan berbagai perang maen-maen justru
memunculkan persatuan umat Islam.
0 komentar:
Posting Komentar